Selasa, 24 November 2015

Menjelaskan penantian

Kelak akan aku ceritakan betapa sesaknya bernafas saat jauh dari hadirmu,
Betapa waktu terasa begitu lambat berjalan, hingga aku tersesat dalam seribu lamunan,
Saat malam datang tubuhku mulai merindu, tengah malam aku terjaga tanpa sebab
Pelan sayup aku dibawah malam dalam kesendirian,
Yang dapat aku lakukan hanyalah memandang kearah potret kenangan kita
Terkadang terbias suara tawamu, manis senyummu
Terkadang pun mengema perkelahian kita, lalu haru menyesalanku bersuara karena gemercik tangismu.

Kelak akan aku cerita bagaimana tikaman rindu ini menusukku.
Berada di batas normal menanti sebuah harapan itu tak mudah
Terkadang aku merasa sakit meski tak berdarah
Terkadang aku ingin menangis hingga tak bersuara
Aku ingin memelukmu namun yang ada hanyalah aku
Aku ingin mengatakan betapa aku mencintaimu
Namun suaraku ditelan oleh deru
Ombak menertawakanku,
Mentari mencurahiku
Seribu surat rindu tak tertulis, terlantu dalam doaku untukmu

Kelak akan aku ceritakan bagaimana cintamu telah mengakar
Bagaimana aku menjaga baranya sendirian
Bagaimana aku bertahan
Banyak pria yang mendekatimu
Aku mengetahuinya
Namun aku bisa apa
Aku hanya bertahan dengan bisikan sayang yang kau ucapakan
Seminggu lalu
Ada pria yang membelikanmu hadiah
Aku tahu itu
Dan aku bisa apa
Aku hanya menahan dengan janji yang kau lemparkan untukku
Setahun lalu

Aku ditertawakan oleh semesta
Aku tak tahu bagaimana akan menjelaskan bagimana hancurnya aku,
Jika aku tak jadi untukmu
Aku tak tahu bagaimana aku akan membencimu saat itu

Kelak akan aku ceritakan semua
Saat kita telah ada dalam peraduan
Semoga

Minggu, 15 November 2015

Hujan pertama di surabaya

Telah lama aku gersang akan sentuhmu
Tiap malam keringatku bercucuran merindumu
Namun seakan kau senang mempermainkanku
Kau menunjukan sedikit gelagat akan mencurahiku
Lalu akhirnya kau kembali menghilang entah kemana

Pernah sekali kau coba hadirkan gelegar di malam sunyiku
Aku berpikir janji bersua itu telah datang
Namun gelegarmu hanya untaian
Bagai langit yang nyata namun tak pernah teraih

Kapan kau akan turun dari singgahsana nyamanmu ?

Udara pengap bercampur dengan namamu
Haruskah aku jelaskan betapa sesaknya, aku bernafas diantaranya ?
Namun jika kau datang hanya membawa mendung harapan, aku memilih untuk berkata tidak
Hatiku ini sudah kering meronta, jangan kau bumbui dengan harapan yang sia-sia
Hidupku cukup sulit harus bertahan dengan menanggung rasa rinduku padamu
Yang aku pun belum tahu ujungnya bertemu atau hancur

Betapa lagi aku harus katakan, aku merindukanmu datang
Nafas ini berat akan rasa sayang yang kau tanam
Dalam pagi saat aku melihat matahari dan hangat cinta, aku merindukanmu
Dalam siang saat terengah-engah dari kejaran mimpi, aku merindukanmu
Dalam sore dibalik seduhan secangkir teh hangat, aku merindukanmu
Saat malam aku bertemu kasih dengan mimpi, aku merindukanmu

Datanglah, seperti hujan malam ini
Bertubi-tubilah lumuri aku
Aku larut dalam hujan malam ini
Bersama tangisku akan rindumu
Aku hanyut dalam hujan malam ini
Kubiarkan harapku mengalir
Deras tersapu bersih
Karena tak kunjung hadir bayangmu mendekapku
Aku sendirian dalam hujan malam ini
Menangis dan putus asa

Kamis, 22 Oktober 2015

Dimana kau ?

Aku tengah berandai dalam kegelapan
Hingga aku tersesat dalam labirin perasaan
Bagaimana aku bisa teguh ?
Sedangkan saat ini harapku hanya meraih pupus

Aku tengah berandai tentang perasaan
Jutaan pertanyaan masih menunggu pengertian
Kepada siapa jawaban ini aku haturkan
Sedangkan saat ini aku bersama angan sendirian

Aku tengah berandai sendirian
Jatuh di kegelapan dengan sejuta pertanyaan
Yang tidak butuh jawaban untuk menemukan keteguhan
Yang tidak butuh dituntun oleh harapan dan angan belaka

Aku tengah berandai tentangmu sendirian
Terkadang pertanyaan tidak bisa dijelaskan
Namun setidaknya beri aku kabar
Agar tidak semakin dalam anganku tersesat dalam kegelapan
Satu sapa saja cukup menentramkan

Kekasih, jawab aku, hentikan pengandaianku

Selasa, 20 Oktober 2015

Lelaki yang waktunya terhenti

Sejak pertama kau menyentuh dalam purbaku,
Sejak saat itu, detikku menunjukmu sebagai arah mata angin sukmaku,
Hingga aku merasa sang kala bergerak begitu lambat
Tawa, marah, tangis kau larutkan dalam masa indah bersama semua kenangan

Sejenak aku terbuai oleh hembusan angin nirwana

Perlahan laju waktu mulai berbelok dari mimpiku
Gengaman tanganmu tak seerat dulu.
Aku merasakannya, aku melihatnya, namun hatiku memilih untuk buta
Dan berkata "semua akan baik-baik saja"
Lalu seperti biasa aku menengelamkan diri dalam senyummu.

Warna-warna indah masih menghiasi alunan kita, biasnya dapat terlihat dalam jejak kaki kita
Meski sedikit memudar, namun masih tetap menyejukan
Setidaknya itu yang aku rasa.

Dan kamu pun mulai bercerita tentang mimpi-mimpimu.
Dengan mata berbinar kau menatap jauh kearah bintang
Kau terlihat semakin terang, dalam gelap cahayaku.
Meski aku tengah berdiri di dekapanmu, entah mengapa aku merasa jauh.
Aku merasa kecil.

Sang kala sangat menyayangiku
Aku diperlihatkan sebuah tanda-tanda kecil dari kuasanya yang besar
Namun, aku memilih mabuk dalam buaian namamu.

Aku mencoba mengenggammu lebih erat
Namun telapak tanganmu mulai samar, langkah kakimu mulai jauh.
Lalu aku mulai asing dalam ceritamu
Tetapi aku tetap tersenyum dan memilih hanyut.

Kini aku tak tahu kemana arah tanganmu meraih
Kini aku tak tahu kemana arah langkahmu melangkah

Aku mencarimu di jurang waktu yang sama
Tempat kita biasanya bersua.
Aku menunggumu.
Sesekali aku berfatamorgana, suaramu lirih memanggil namaku
Dan saat aku tersadar, hanya kehampaan yang aku dapati.
Aku sendirian.

Aku sadar kau telah lama pergi dari tempat ini.
Dan aku hanya lelaki dengan waktunya yang terhenti.
Hingga aku jatuh dalam kenangan.
Aku hanya ditemani bayanganmu, Ceritamu dan janjimu
Semua masa lalu yang selalu aku anggap.
Kita berdiri di tempat yang sama, namun diwaktu yang berbeda.

Sudah lama aku lupa. Bahwa waktu tidak pernah berhenti
Hanya aku yang terlalu bodoh, berharap semuanya tidak berubah.
Aku masih sama dan kau jauh melangkah
Aku hanya bisa berdiri dan berhenti melihat kau jauh pergi

Minggu, 04 Oktober 2015

To Mr. Sok Sibuk


Hey kamu yang berdiri disana
yang berhenti sejenak dalam pencarian mimpi
tak bisakah sekejap saja kau lihat dia yang berdiam disana
dia yang selalu disampingmu, menyemangati semua mimpi-mimpimu.
Mungkin dia hanya diam dibelakangmu, tapi selama ini dia terus dibelakangmu,
menemanimu berlari dalam pencariaan mimpimu,
gak semua rasa bisa dikatakan, gak semua cinta bisa diungkapkan,
dia memperhatikanmu dengan cara yang berbeda,
cobalah kau lihat dia lebih dalam

hey kamu yang berdiri disana
yang menghela nafas dari sibuknya siang,
sapalah dia sejenak, dia yang menunggumu sambil berpura-pura acuh,
dengan segenapnya dia menunggu sapamu walau sejenak,
pastikan buat dia meloncat girang,
tak perlu kamu bawakan mawar atau cincin berlian,
sedikit waktu dari sibukmu cukup cerahkan mendungnya,
tak perlu kamu bawakan pesawat tempur atau kapal pesiar karena dia tak butuhkan itu,
yang dia mau sedikit waktu dari sibukmu, untuk sejenak menemaninya tertawa,

hey kamu yang berdiri disana
lihat dia yang malam menanti tidurmu, yang siang menunggu senyummu,
yang hanya bisa mengantungkan banyak harapan tanpa bisa dia katakan padamu,
lihat dia yang selalu melihatmu,
coba lihat celah dihatinya, disitu bersembunyi cinta yang hanya untuk kamu,

hey kamu yang berdiri disana,
andai bisa aku katakan semua perasaanya,
tapi dalamnya hati tidak ada yang tahu,
coba kamu berhenti berdiri dan ajak dia duduk sejenak,
berceritalah tentang mimpimu dan cari tahu isi hatinya
sungguh yang dia ingin hanya kamu,
hanya sedikit dari waktu sibukmu

hey kamu yang sedang sok sibuk disana
berhentilah sibuk dan bercintalah dengan dia,
sungguh itu kan terasa lebih mudah cerahkan dia, perhatikan dia.
Yang dia ingin hanya sedikit waktu dari sibukmu

Selasa, 01 September 2015

jangan tanyakan mengapa

Harus aku katakan, aku sedang jatuh cinta
Aku jatuh cinta padamu berulang kali
Jangan tanyakan padaku mengapa
Tanyakan pada mata indahmu
Yang telah menjinakan seluruh ambisiku
Akan aku tukar seluruh dunia
Hanya untuk dapat terus menatap matamu
Jangan tanyakan padaku mengapa
Aku mencintai segala darimu
Tingkah manjamu, obsesimu, marahmu,
Aku katakan aku mencintainya semua
Jangan tanyakan padaku mengapa
Kaulah yang membuat aku begitu

Harus aku katakan, aku sedang rindu
Aku sangat merindukanmu, bahkan saat kita sedang bersama
Jangan tanyakan padaku kenapa
Senyum manismulah yang telah merenggut akal sehatku
Melarutkan aku dalam lautan rasa
Senyummu selalu hadir dalam setiap ingatanku
Karena senyummu, aku rela lakukan apa saja,
Hanya senyummu yang ingin selalu aku lihat
Saat aku terjaga maupun terpenjam
Aku merindukanmu disetiap detik melekat
Aku merindukan semua darimu
Setiap lekuk tubuhmu, bau dari rambutmu, gengaman dari jemarimu.
Aku merindukannya semua
Jangan tanyakan padaku mengapa
Kaulah yang membuatku seperti itu

Rabu, 26 Agustus 2015

Hingga nanti saat selamanya

Ini cinta yang kurasa. Ini cinta yang kupunya
Ini cinta yang kau beri. Ini cinta yang kau ajarkan
Kau buatku bertahan dan berjanji untuk selamanya.
Kau buatku bertahan dan berharap untuk selamanya
Tunggu aku hingga saatnya, aku kan layak di sampingmu.
Aku mencintaimu sebisa caraku, hingga nanti habis masaku.
Akan aku buat banyak cara untuk mencintaimu sedalam-dalamnya.
Hingga tak ada lagi cara untuk dia mencintaimu lebih dalam.

Ini rindu yang kurasa. Ini rindu yang ku punya
Ini rindu yang kau beri ini rindu yang kau ajarkan.
Dirimulah alasan untuk aku bertahan memelukmu hingga selamanya
Dirimulah adalah cinta yang ingin aku pertahankan hingga selamanya
Tunggu aku hingga saatnya, aku akan mencintaimu hingga layaknya.
Sebisa caraku, sekuat dayaku. Merindumu dengan semuaku.
Membendung semua dunia, bersamamu semua pasti bisa
Hingga nanti hingga saatnya kamu terbarinng dipeluk selamanya.

Ini kasih aku aku rasa ini kasih yang aku punya
Ini kasih yang kau beri, ini kasih yang kau ajarkan.
Ada banyak alasan untuk meninggalkanmu dan menyerah.
Namun hanya ada satu alasan untuk aku bertahan Aku mencintaimu
Hingga aku mampu bertahan, membendung masa yang berjalan.
Hingga aku mampu menahan, tersayat oleh rindu yang mendalam.
Karena aku tahu kau ada disana untukku. Mendoakan aku.
Menanti hingga nanti saatnya kita bersama selamanya.

Ini sayang yang aku rasa, ini sayang yang aku punya.
Ini sayang kau beri, ini sayang yang kau ajarkan.
Berjanjilah kau akan bertahan hingga saatnya, saat kita berdua bisa selamanya.
Bersumpahlah untuk bertahan, meski itu menghabiskan semua rasa.
Berjanjilah direlungmu ada aku, yang membuatmu kuat hingga saatnya.
Bersumpahlah disana kamu akan berdiri setia menungguku datang di pelaminan.
Aku berjanji akan segera datang saatnya, saat aku layak memelukmu selamanya.

Aku bersumpah selamanya, saat itu datang, maka hanya ada kata kita untuk selamanya